2 Paket Bangunan Di Desa Jatibanjar Ploso, Hasil Pekerjaan Banyak Kejanggalan. Begini Detailnya.

Jombang – www.koranpatrolixp.com

Dua paket infrastruktur fisik yang berada di Dusun Jatipotroyudo Desa Jatibanjar Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Jawa Timur, hasil pekerjaan yang sudah dilaksanakan banyak kejanggalan, serta dua paket bangunan tersebut menuai pertanyaan publik maupun masyarakat, terkait finishing pekerjaan dan volume pekerjaan.

1. Bersumber dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022.

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan yaitu, pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) berupa jalan rabat beton 0,20m x 3,80m x 78m. Rehab duiker 0,20m x 2,50m x 5,00m. Talud penahan tanah 0,70m x 1,70m x 22m (2 sisi) menelan biaya sebesar Rp.178.000.000 (seratus tujuh puluh delapan juta rupiah).

2. Bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) tahun anggaran 2022.

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan yaitu, pembangunan tembok penahan jalan desa, berupa TPJ type A 0,50m x 0,60m x 259m, TPJ Type B 0,50m x 0,85m x 134m. Rehab duiker A 0,20m x 1,15m x 5,70m, duiker type B 0,20m x 0,50m x 3,50m. Menelan biaya sebesar Rp.150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah).

Dari penuturan warga dusun Jatipotroyudo yang bernama S-D-I (inisial), kepada media koranpatrolixp.com mengatakan, saat dirinya dimintai keterangan seputar bangunan yang bersumber dari BKK TA. 2022. berupa bangunan Tembok Penahan Jalan, yang berada tepat didepan rumahnya. Rabu (15/2/2023).

“Plengsengan (penahan jalan) ini dikerjakan oleh warga sini sendiri, tetapi hanya segini kedalaman bangunannya, namun saya tidak begitu paham masalah bangunan, itu sudah cukup dalamnya atau kurang dalam.” ujar SDI, sambil menunjuk rumah yang dianggap kordinator lapangan, pada saat proses pengerjaan.

Seingat saya, waktu proses pengerjaan Penahan Jalan ini, sambung penuturan SDI, ketinggian pasangannya (badan TPJ) itu 40 cm, “Sedangkan untuk kedalaman pondasinya 20 cm, jadi total ketinggian mulai dari pondasi ke atas ya ada kalau 60 cm mas.” ucapnya.

Tapi penahan jalan yang berada dekat jembatan (duiker – red) ketinggiannya sudah beda mas, “Awal pengerjaan seingat saya bulan 11 (November 2022), dan tidak sampai satu bulan sudah selesai. Namun papan cor dan usuk pada jembatan belum juga dilepas, seperti pekerjaan belum rampung.” imbuhnya.

Dari penuturan narasumber lain, juga menambahkan keterangan kepada media, terkait pekerjaan jalan rabat beton, rehab duiker dan talud penahan yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022, yang telan biaya sebesar 178 juta rupiah tersebut. Ia mengutarakan kepada koranpatrolixp.com. Rabu (15/2/2023).

“Kalau untuk pekerjaan jalan rabat dan penahan itu selesai dikerjakan sekitar 5 bulan yang lalu, pada tahun 2022, namun belum genap setahun sudah ada yang pecah tembus pada jalan rabat tersebut.” ungkap narasumber, saat dirinya sedang melintasi jalan rabat.

Tak hanya itu, lebih lanjut penuturan narasumber, papan cor dan usuk untuk pengerjaan cor jembatan (duiker) juga belum dilepas sama pihak pelaksana, terkesan belum selesai. Padahal pekerjaan sudah selesai beberapa bulan yang lalu.” jelasnya.

Masih penuturannya, “Lha kalau terkait penahan jalan memang bagus tampaknya, tetapi setelah arus air sering menggerus permukaan bawah yaitu pondasi, terlihat agak menggantung, entah memang aciannya tidak sampai bawah atau tidak, saya kurang paham mas.” jlentrehnya.

Justru bagi saya, urai narasumber, yang menjadi pertanyaan pada urug pinggir jalan sisi kiri dan kanan (bahu jalan), terlihat seperti tidak dipadatkan, nampak urugan berupa gumpalan tanah menonjol besar – besar, menurutnya, “Urug tanah bahu jalan sisi kiri kanan jalan rabat itu seharusnya dipadatkan.” katanya.

Dari keterangan beberapa narasumber yang dihimpun media, untuk pekerjaan TPJ dari sumber BKK TA. 2022, kedalaman pondasi diduga tidak sesuai perencanaan yang dibuat, serta pekerjaan akhir juga terkesan tidak dilaksanakan, seperti papan cor dan usuk yang masih menempel pada bangunan duiker.

Sedangkan untuk pekerjaan jalan rabat beton, duiker maupun talud, dari penjelasa narasumber saat dimintai keterangan, kuat dugaan bahwa pihak pelaksana pekerjaan tidak melaksanakan pembersihan material pekerjaan pada duiker, dan pecahnya jalan rabat disinyalir urug bawah cor pemadatannya kurang maksimal.

Sementara itu, untuk memperjelas dugaan tersebut, media koranpatrolixp.com mencoba menemui Kepala Desa (Kades) Jatibanjar Sarinah dikantor desa, tetapi Kades tidak berada diruang kerjanya. “Bu lurah tidak ada dikantor, ada acara dikantor kecamatan terkait program PISEW 2023.” kata salah satu perangkat desa, ketika ditanya keberadaan Kades. Rabu (15/2/2023).

Perangkat desa juga menambahkan, “Kalau pak carik (Sekretaris Desa) barusan keluar, coba kalau konfirmasi terkait kedua bangunan itu, hubungi saja ketua TPK-nya yaitu pak Slamet.” ujarnya.

Tak cukup sampai disitu, media masih berupaya menggali keterangan atas kejanggalan yang ditemukan, mencoba menghubungi Kades Jatibanjar via telepon WhatsApp, namun nomor Kades yang dihubungi pihak media, yang angkat telepon suami Kades. “Bu Lurah masih istirahat, coba hubungi lagi nanti setelah istirahat.” dalih suami Kades.

Dihari Kamis (16/2/2023), media masih berupaya menghubungi Kepala Desa (Kades) Jatibanjar via pesan WhatApp-nya, namun balasan dari Kades tidak pada yang dikonfirmasikan. “Waalaikumsalam, mohon maaf, ini bukan Bu Lurah.” balasnya, nomor WA 0857-3090-80xx.

Hingga berita ini ditayangkan, media koranpatrolixp.com masih belum mendapat keterangan detail atas dugaan yang dipertanyakan, bahkan pihak pelaksana pekerjaan (TPK) sampai saat ini, juga belum bisa dimintai keterangan. Tetapi upaya itu terus dilakukan untuk mengurai dugaan yang selama ini dipertanyakan publik maupun masyarakat. (hdk/tim).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses