Selain Tak Transparan Jumlah Dana, Rehabilitasi Saluran Irigasi Desa Sidokerto Mojowarno Fisiknya Menuai Sorotan.

 

Jombang, www.koranpatrolixp.com

Bersumber dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022, rehabilitasi saluran irigasi beton yang terletak di dusun bendungsari branjang desa sidokerto kecamatan Mojowarno kabupaten Jombang, pihak pelaksana pekerjaan tidak transparan terkait jumlah dana yang dialokasikan, serta hasil pekerjaan menuai sorotan.

Terkait perihal hasil pekerjaan itu, disampaikan oleh narasumber sebut saja Bin, ketika ditemui media tidak jauh dari lokasi pekerjaan, kepada media koranpatrolixp.com dirinya mengatakan seputar pekerjaan saluran irigasi beton tersebut. Senin (10/4/2023).

“Yang saya ketahui pada penulisan anggaran di papan keramik itu mas, kok tidak disebutkan seperti di desa lainnya, berapa jumlah dana yang dikucurkan pada pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi di dusun Bendungsari Branjang itu, ada apa ya.” tanya narasumber.

Selain itu, sambung penyampaian Bin, kok seperti itu ngge ( ya ) mas hasilnya, meskipun sudah dikerjakan dan sudah jadi bangunan irigasi, dinding saluran itu berkelok kelok. “Tetapi saya tidak berani berbicara hasil pekerjaan itu bagus atau tidak mas, namun jika dilihat secara fisik, njenengan lihat sendiri seperti apa bangunan itu.” ujarnya.

Bin juga menambahkan, pada saat proses pengerjaan setau saya kurang lurus rangka penguat geblekannya ( papan bekesting ), namun pihak pelaksana pekerjaan tetap meneruskan pekerjaan itu. “Ya hasilnya jadi berkelok – kelok dinding saluran irigasi itu.” terangnya.

Tak hanya Bin, salah satu Pemerhati Jasa Konstruksi yang beralamatkan di kabupaten Jombang berinisial NA, juga menyoal hasil pekerjaan saluran irigasi tersebut, ia menjelaskan secara teknis ketika dimintai keterangan oleh tim media. Senin (10/4/2023).

“Setiap pekerjaan infrastruktur yang berhubungan dengan air, alangkah baiknya pada saat proses pemasangan steiger atau perancah dan bekesting dinding saluran, tidak memakai papan bahkan triplek bekas, karena dikhawatirkan hasil pekerjaan tidak presisi.” jelasnya.

Lebih lanjut NA, saya menduga, jika bekesting yang dipakai oleh pelaksana pekerjaan saluran irigasi dusun Bendungsari Branjang itu dipakai sampai berkali – kali. “Hal itulah yang menjadikan estetika bangunan menjadi mengular dan tidak sesuai dengan metode pelaksanaan untuk sebuah bangunan irigasi.” bebernya.

NA juga menjlentrehkan, tak hanya estetika bangunan tidak yang sangat buruk, dari segi kekuatan bangunan juga dipertanyakan. “Seperti apa mutu bangunan irigasi beton itu, apakah sudah sesuai dengan kualitas mutu beton pada umumnya.” tutur Pemerhati Jasa Konstruksi.

Masih penjelasan teknis dari NA. “Apalagi untuk bangunan irigasi, harus ada finishing pekerjaan, seperti acian dinding beton dan acian lantai dasar saluran irigasi, sebab, item pekerjaan itu sangat penting bagi bangunan yang berhubungan langsung dengan air, mengurangi rembesan air masuk kedalam beton yang mengakibatkan beton saluran itu menjadi berlumut.” urainya jelas.

Sementara itu, media koranpatrolixp.com belum bisa menggali keterangan atas kejanggalan teknis pada bangunan irigasi beton itu, karena Ketua TPK Desa Sidokerto belum bisa ditemui, baik dilokasi pekerjaan maupun dikantor Desa.

Terpisah, untuk mengurai atas dugaan itu, tim media berupaya mengkonfirmasi ke Kepada Desa (Kades) Sidokerto Drs. H. Abdul Halim via selularnya, tetapi Kades belum bisa memberikan keterangan yang dipertanyakan dan pesan WA yang ditujukan Kades sebatas di baca saja, terlihat pesan terkirim dan bertanda centang biru dua. Senin (10/4/2023).

Hasil keterangan yang dihimpun tim media, dugaan asal jadi bangunan pada saat proses pengerjaan saluran irigasi itu masih belum ada penjelasan dari pihak TPK maupun Kades, hingga berita ini diunggah, media terus berupaya menggali keterangan secara teknis kepada pihak desa dan TPK, untuk keseimbangan keterangan jelasnya atas dugaan itu. (hdk/tim).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses