Tak Transparan Pada Volume Gapura Desa Mojokambang Jombang, Disinyalir Ada Permainan Anggaran Publik Soroti Itu.

Jombang – www.koranpatrolixp.com

Tidak disebutkannya volume pekerjaan di masing – masing titik pekerjaan, membuat publik dan masyarakat menyoroti bangunan tersebut, serta disinyalir ada permainan anggaran untuk keempat paket pembangunan gapura desa itu.

Diketahui dari keterangan papan kegiatan proyek maupun prasasti proyek, hanya disebutkan nilai anggaran yang dialokasikan untuk masing – masing gapura, tetapi tidak disebutkan volume pekerjaan, baik dimensi pilar gapura, panjang pagar, luasan pos jaga, sampai luasan taman gapura. Sabtu (19/11/2022).

Dari keempat titik pekerjaan itu, berada di desa mojokambang kecamatan bandar Kedungmulyo kabupaten Jombang Jawa timur, tepatnya di dusun kemendung, dusun Mojotengah, dusun Wonorejo dan balai desa, dari keempat gapura itu menelan anggaran sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Bersumber dari BKK bidang sarana prasarana tahun anggaran 2022.

“Seharusnya pihak pelaksana maupun desa, menyebutkan volume gapura di masing – masing dusun, bukan hanya ditulis kebutuhan anggarannya saja, jadi publik tidak tau berapa per titik volume gapura itu” ucap narasumber kepada koranpatroli, saat dimintai keterangan terkait bangunan gapura tersebut, hanya saja dirinya berpesan supaya namanya tidak disebut. Selasa (22/11/2022).

Masih dari penyampaian narasumber, Berapa dimensi pilar gapura, panjang pagar yang berada dilokasi balai desa, luasan pos jaga yang berada dilokasi dusun wonorejo, serta berapa luasan taman yang berada di dusun kemendung, tidak transparannya untuk volume, kita menyoroti itu, dan disinyalir ada permainan pada anggaran yang dialokasikan, sebab publik tidak bisa mengawasi antara volume dengan anggaran yang dialokasikan dimasing – masing gapura.

“Jika disebutkan volume pekerjaan, publik dan masyarakat bisa menilai, bahwa tiap titik anggaran yang dialokasikan untuk gapura itu bisa dikontrol, mulai dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, sampai besaran harga satuan untuk masing – masing item pekerjaan, sudah sesuai dari harga satuan atau malah terlalu tinggi harganya” tuturnya.

Ia menilai, lanjut penjelasannya, untuk pekerjaan pembangunan gapura desa itu, disinyalir ada permainan anggaran baik dari pihak pelaksana ataupun dari pihak penerima manfaat, dan hal itu rawan terjadinya korupsi, dan mengarah juga pengurangan volume pekerjaan, untuk mencari keuntungan pribadi.

“Hanya dituliskan besar biaya bangun untuk masing – masing gapura, sangatlah rawan terjadinya penyimpangan pekerjaan, apa saja yang harus dilaksanakan didalam item RAB yang dibuat, sebab tidak diketahui volumenya, dan hal itu juga bisa mengarah terjadinya korupsi nilai anggaran bisa dimainkan oleh pelaksana pekerjaan” pungkas narasumber.

Atas kejanggalan dan dugaan penyelewengan anggaran untuk bangunan gapura desa mojokambang, awak media terus berupaya menggali keterangan detail kepada pelaksana, dihari sebelumnya konfirmasi itu tidak ada tanggapan dari Kades Mojokambang Naning Setyowati saat dimintai penjelasan seputar bangunan gapura tersebut. (hdk).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.