Polemik Pro dan Kontra Warga Lingkungan Tanjung Terkait Akan di Bangun Bioflok

 

 

 

 

 

 

 

Banyuwangi,www.koranpatrolixp.com – Polemik Pro dan Kontra warga lingkungan tanjung terkait dengan akan dibangun Bioflok (tambak udang) dikawasan pantai tanjung, kelurahan Klatak Banyuwangi, Hal tersebut dipicu karena adanya warga yang setuju dan warga yang menolak.

Menurut keterangan ketua Rt 02 linkungan tanjung wahyudi menerangkan, terkait adanya pro dan kontra tentang akan di bangun sebuah Bioflok (tambak udang) tersebut ini masih tahap baru akan masuk di wilayah pantai tanjung, makanya pihak pengusaha mengumpulkan warga setempat untuk dimintai pendapat dan maunya apa saya hanya sebagai jembatan saja,” kata ketua Rt Wahyudi.

Sementara itu Lurah Klatak Ali Murtadlo, mengatakan dengan tegas lahan seluas 1 hektar tersebut akan dibangun sebuah destinasi wisata. “Bukan untuk Bioflok, apalagi Docking Kapal, tetapi untuk destinasi wisata mengingat RTDR di kawasan pesisir tanjung adalah kawasan wisata,” kata Ali kepada wartawan.

Lebih lanjut Ali secara eksplisit menjelaskan identitas investor tersebut adalah seorang mantan Danlanal Banyuwangi tanpa menyebutkan namanya. “Sampean wes weruh iku, gak usah mancing-mancing (Sampean sudah tahu itu, jangan mancing-mancing),” kata Ali saat ditanya wartawan kebenaran peralihan lahan tersebut dari pengusaha SB kepada seorang mantan Danlanal Banyuwangi.

Ali mengungkapkan, warga Lingkungan Tanjung merasa antipati kepada pemilik lahan sebelumnya, sehingga setelah muncul investor baru yang telah membeli lahan tersebut, masyarakat mulai terbuka.

“Mediasi sudah dilaksanakan beberapa kali, saat mediasi kedua, orang kepercayaan pemilik lahan yang baru menunjukkan bukti jual beli lahan berupa tanda terima pembayaran DP Rp. 5 Milyar dari harga Rp. 35 Milyar. Saat ini masih dalam proses over alih kepemilikan di notaris,” kata Ali.

Sebagai langkah awal, Ali menjelaskan bahwa investor tersebut akan membuat pemecah ombak guna mengurangi potensi abrasi. Selanjutnya, barulah dilakukan pembangunan yang saat ini masih dalam tahap perencanaan, dan tentunya tetap mengutamakan kepentingan masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

“Pastinya masyarakat setempat diutamakan untuk dapat bekerja di sana, sehingga mengurangi angka pengangguran dan dapat mengangkat perekonomian ekonomi masyarakat Lingkungan Tanjung,” tegasnya.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Agus warga Lingkungan Tanjung mencurigai adanya udang di balik batu terkait over alih kepemilikan lahan tersebut. “Pindah alih kepemilikan ini mungkin hanya modus belaka,” ujarnya,

mengingat adanya penolakan warga yang skeptis terhadap pengusaha berinisial SB terkait rencana pembangunan galangan kapal di lokasi yang sama pada tahun 2021 lalu.

Warga yang tak ingin dikelabui itu pun mengambil tindakan dengan membangun palang pintu di jalan utama masuk kawasan pesisir untuk menghadang akses ke lokasi rencana pembangunan. “Jika nekat bangun, jangan gunakan jalan desa. Buat jalan sendiri,” tegasnya. (git)

Editor : Sep

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses